Minggu, 05 Desember 2010

Isim Mu'rab

ISIM MU’RAB   (Lj¨À»A Án»A)

A.    Pengertian Isim Mu’rab
Isim mu’rab memiliki beberapa pengertian jika dilihat dari beberapa kitab, diantaranya :
-          Mu’rab merupakan asal kata dari i’rab yang berarti perubahan atau  berubah, sehingga isim mu’rab adalah isim yang dapat berubah akhirnya disebabkan ‘Amil (yang memerintah) atau karena pengaruh jabatan dalam struktur kalimat yang sempurna. ( A.Zakaria)
-           ôÓøÃôfò¿ ø²ôËójóZô»A òÅø¿ ùÉòJòrø»..ôÓøÄôJò¿ òË öLòjô¨ó¿ óÉôÄø¿ óÁônøÜôAòË
Isim mu’rab adalah isim yang bebas dari keserupaan dengan huruf atau tidak memiliki kesamaan dengan huruf. (Alfiyah)
-          Aõj@ôÍøfô´òMôËòA Bõ¤ô°ò» BøÈôÎò¼ò§ øØò¼øaA úf»A ø½ø¿A òÌò¨»A ø² òÝøNôa øÜ øÁø¼ò¸»A øjøaAòËòA ójôÎøÎô¬òM òÌóÇ óLAòjô§òâA
Isim mu’rab adalah isim yang terkena hukum i’rob yang mana pengertian dari I’rab sendiri adalah perubahan huruf akhir kalimah (kata) dengan perubahan yang tampak (lafdli) dan tidak tampak (muqaddar), karena ada ‘Amil (faktor). (Ajurumiyah)
Setelah dilihat dari pengertian beberapa kitab maka dapat disimpulkan bahwa isim mu’rab adalah isim yang tidak sama dengan huruf dan mengalami perubahan pada huruf atau tanda baca pada akhir  kalimatnya, yang bisa terlihat jelas (Zhahirah) ataupun tidak terlihat (muqaddarah), yang diakibatkan karena ‘Amil (yang memerintahkan) atau pengaruh jabatan dalam struktur kalimat yang sempurna. 
           
B.     Macam-macam Isim Mu’rab
Isim mu’rab terbagi menjadi sembilan macam yaitu :
1.      Isim Mufrad
2.      Isim Mutsana
3.      Isim Jama Muannats salim
4.      Isim Jama Mudzakar salim
5.      Isim Jama Taksir
6.      Asma Al-Khamsah
7.      Isim Maqshur
8.      Isim Manqush
9.      Isim Ghair Munsharif 

Tapi dalam makalah ini kami hanya akan menjelaskan mengenai empat macam isim saja yaitu:
1.      Asma Al-Khamsah
2.      Isim Maqshur
3.      Isim Manqush
4.      Isim Ghair Munsharif 
Dalam pembahasan macam-macam isim ini didalamnya akan dijelaskan mengenai bagaimana bentuk I’rab atau perubahan dari setiap isim, sehingga untuk mengetahui tentang i’rab, kami akan sedikit memaparkannya. Jika dilihat dari pengertian isim yang telah dibahas sebelumnya, mu’rab adalah asal kata dari i’rab, yang mana jika dilihat dipembahasan buku yang lain  i’rab ini terbagi menjadi empat macam, yaitu :

1.      Rafa (marfu) biasanya ditandai dengan wa atau dammah
2.      Nashab (manshub) biasanya ditandai dengan alif atau fathah
3.      Khafadh (majrur) biasanya ditandai dengan ya atau kasrah (khusus isim)
4.      Jazm (majzum) biasanya ditandai dengan sukun (khusus fi’il)
Perlu diketahuhi juga bahwa I’rab dari setiap isim berbeda ada yang berubah dari huruf akhirnya ada juga yang berubah dari tanda bacanya, selain itu I’rab ini tidak selamanya dapat dilihat dengan jelas (zhahirah) tapi kadang harus diperkirakan (muqaddarah)
a.      Asma Al-Khamsah (ÒnÀb»AÕBÀmÜA)
                  Asma al-khamsah yang sering kita ketahui artinya isim yang lima, adalah satu kelompok isim yang sama bentuknya dan perubahannya (A.Zakaria). tapi jika dilihat dari buku alfiyah asma al-khamsah ini tidak disebut demikian melainkan asmaus sittah yang berarti isim yang enam meskipun demikian yang lebih dikenal oleh siswa pada umumnya adalah asma al-khamsah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pembagian berikut:

- Asma al-khamsah
        òºòLŒC     ò¹ôÎøIŒC     òºôôÌóIC
  òºBòaòA    ò¹ôÎøaŒC    òºôÌóaŒC
  òºBòÀòY  ¹ôÎøÀòY    òºôËóÀòY
òºBò¯     ò¹ôÎø¯     òºôÌó¯
ù¾Bò¿Aòg     ù¾BòÀôÍøg    ù¾Bò¿ôËóg

- Asmaus sittah
öÁòY , óÊôÌó¯, ù¾Bò¿–Ë•g , öÅòÇ , ödŒC , öLŒC
           
Adapun syarat-syarat yang berlaku pada asma al-khamsah yaitu :
- Hendaklah dalam bentuk mufrad
- Hendaklah di dhafatkan (disandarkan) kepada kalimat lain seperti:ò ºôÌóaŒC, òºôÌóIŒCñ , Apabila tidak didhafatkan maka tidak disebut isim yang lima, seperti : •dŒC , ••LŒC
- Tidak didhafatkan kepada ,óÁø¼ò¸òNó¿ óÕBòÍ seperti øÓaŒC, øÓIŒC  dan seterusnya.
            Tanda i’rab untuk asma al-khamsah adalah :
-  marfu ditandai dengan dhommah
- manshub ditandai dengan fathah
- majrur ditandai dengan kasrah

b.      Maqshur        (iÌv´À»A)  
Ò¿kÜ ±»A ÊjaA Lj¨¿ Ánø ½· ÌÇ iÌv´À»A         
Isim maqshur adalah isim yang yang berakhiran  Ò¿kÜ ±»A (alif tetap), yang huruf sebelunya berakhiran fathah, berbeda dengan alif mutsana, alif disini tidak bisa dirubah atau dibuang ,karena alif tersebut termasuk huruf asal,
contoh: ÔòfóÈô»A - Óò°ò^ôvóÀô»A - ÓòNò°ô»A tidak seperti  øÆBòNôÎòI - øÆAòfò»òË dimana alif disana merupakan tambahan.
            Bentuk I’rab atau perubahan dalam isim ini tidak dapat terlihat dengan jelas, maka I’rabnya harus diperkirakan (muqaddarah)

c.       Manqush        (wÌ´ÄÀ»A)
BȼJ³B¿ ÑiÌn¸¿ Ò¿kÜ ÕBÍ ÊjaA Lj¨¿ ÁnA½· ÌÇ xÌ´ÄÀ»A  
Isim manqush adalah setiap isim yang berakhiran  Ò¿kÜBÍ (ya tetap) yang huruf sebelumnya beakhiran kasrah, berbeda dengan Á¼´N¿BÍ yang memiliki arti kepemilikan.
contoh: Óø§Aòjô»A - ÓøÃúlô»A - ÔøeBòÈô»A berbeda dengan  ÔøjòNô¯òe - ÓøNôÎòI -ÓøIŒA
Sama halnya seperti isim maqshur bentuk I’rab atau perubahan dalam isim ini tidak dapat terlihat dengan jelas, maka I’rabnya harus diperkirakan (muqaddarah)

d.      Isim Ghair Munsharif           (²jvÄÍÜ Ôh»A ÁmÜA)
ÅÍÌÄN»A Éμ§ ½afÍÜÔh»A ÁmÜAÌÇ
Munsharif artinya tanwin. maka Isim Ghair Munsharif adalah isim yang tidak bisa dibaca tanwin, seperti :
óÒòrøÖBò§ - óÒòÀøM Bò¯ - óÁôÎøÇAòjI˜G - óÅòÀôró§
 Pada daarnya isim hendaklah dibaca tanwin apabila tidak terdapat alif lam, seperti:
     öÒúÄòU menjadi  óÒúÄòVô»òA
 õOôÎòI  menjadi  óOôÎòJô»òA
  ûÏøJòà menjadi ûÏøJúÄ»òA
Sedangkan isim ghair munsarif tidak bisa dibaca tanwin walau tidak ada alif lam, seperti:
  óÁôÎøÇAòjôIøA tidak bisa dibaca  öÁôÎøÇAòjôIøA
óÆBóÀôró§ tidak bisa dibaca   öÆBòÀôró§
óÁõÍôjò¿ tidak bisa dibaca   öÁòÍôjò¿

  Tanda i’rab untuk isim ghair munsarif  adalah :
- marfu ditandai dengan dhommah
- manshub ditandai dengan fathah
- majrur ditandai dengan fathah

Selain penjelasan diatas, perlu diketahui juga jika isim ghair munsharif memiliki rincian lain, yaitu : isim ghair munsharif berjumlah 12 (dua belas) dan dibagi tiga kelompok, untuk lebih jelasnya dapat dilihat penjelasan berikut:

-          Kelompok 1
a.        øªôÌóÀóVô»A ÓòÈòNôÄó¿ óÒò°ôÎøu , bentuk jama’ dengan pola:
ò½ø§Bò°ò¿ seperti  ò©øyAòÌò¿ - òføUBònò¿
ò½ø§ AòÌò¯ seperti òKøUAòÌòu - òKøMAòËòi
½ø§Bò¯òC seperti    òjøIBò·ŒC - òÅø·Bò¿òC
b.      øÑòiôÌóvô´òÀô»A øSôÎóøÃôDúN»A ó±ø»òC , Isim yang yang berakhiran alif  yang menunjukan jenis perempuan. Seperti:
Ôòjô¬óu - ÔòjôJó· - ÔòjòaŒC
Sementara untuk jenis laki-laki tidak disebut ghair munsarif seperti:
jôÎø¬òu - öjôÎøJò· - ójòaŒC  
c.       Isim yang menunjukan perempuan dan berakhiran alif dengan bacaan panjang, seperti :
óÕAòjô°òu - óÕBòzôÎòI - óÕAòeôÌòm - óÕAòjôÀòY
Sementara untuk jenis laki-laki adalah :
ójò¬ôuŒC - ó|òÎôIŒC - óeòÌômŒC - ójòÀôYŒA
  
-          Kelompok 2
a.       Sifat bersama adl’, artinya pindah dari satu bentuk ke bentuklain tanpa alasan contoh: bentuk asalnya adalah kemudian berubah bentuk menjadi:
Óò§BòIói - òTòÝóQ - ÓòÄôró¿
b.      sifat bersama wazan fi’il,artinya isim yang satu pila denganfi’il, seperti •jòJ·ŒC - óÅònôYŒC . lafazh tersebut isim tetapi satu pola dengan pola fi’il wazan: ò½ò¨ô¯ŒC
c.       sifat dengan tambahan alif dan nun, maksudnya unsur sifat yang berakhiran alif dan nun
        óÆBò¨ôJòq - óÆBòJôzò« - óÆAòjô¸òm

-          Kelompok 3
a.       Nama bersama adl, adalah nama yang bentuknya merupakan pindahan dari nama lain, contoh:
ò½òY•k - Œjò¯•k - ŒjòÀó§
b.      Nama bersama wazan fi’il, yaitu bentuk isim yang satu pola dengan fi’il, contoh:
•fô͘lòÍ - óoòÄôYŒC - ófòÀôYŒC
c.       Nama bersama tambahan alif dan nun, yaitu nam yang berakhiran alif dan nun, contoh:
óÆBòÎô°óm - óÆBòÀôRó§
d.      Nama bersama ta’nits, yaitu nama yang berakhiran ta Ta’nits, contoh:
 óÑŒjôÎø¬ó¿ - óÒòÀøŸBò¯ - óÒòrøÖBò§
e.       Nama bersama ujmah, ujmah maksudnya adalah nama asing dan bukan nama arab, seperti:
ò±óm–ÌóÍ - ò½ôÎø§BòÀnòG - óÁôÎøÇAòjôJòG
f.       Nama bersama tarkib majzi, tarkib majzi maksudnya adalah dua nama dijadikan satu, seperti:
óPôÌò¿òjôzòY - ò¹òJò¼ô¨òI
Syarat- syarat menjadi isim ghair munsharif ada dua yaitu:
1.      Tidak didhafatkan kepada kalimat lain.
2.      Tidak terdapat alif lam diawalnya

Daftar Pustaka
Ibnu’Aqil, Bahaud Din Abdullah
2007  Terjemah: Alfiyah Syarah Ibnu’Aqil. Edisi 7. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Chafidh, M. Afnan
Terjemah: Ajurumiyah Umrithi. Pekalongan: Hasan Edrus
Zakaria, Aceng
2004 Ilmu Nahwu Praktis. Garut: Ibn Azka Pers
Zakaria, Aceng
2004 al-Muyassar Fii Ilmi An-Nahwi. Cetakan 22. Garut: Ibn Azka Pers

1 komentar: